Review : Antara Aku dan Dia

Assalamu'alaikum ....
Hallo semua? Perkenalkan namaku suhenah, panggil saja aku enak. aku duduk di kelas 6 mu'allimin atau kelas 3 SMA. 
Puji syukur kepada Allah swt yang telah memberiku kesehatan jasmani serta rohani, sehingga aku bisa mereperensikan buku yang telah aku baca. dan terimakasih kepada kak Fannil Abror yang telah membimbing kami selama kursus komputer.
Alhamdulillah yah! akhirnya aku bisa menyelesaikan tugas reperensiku dari kak fannil. buku yang ku reperensikan ialah yang berjudul "Antara Aku dan Dia" yang dikarang oleh Agnes Jessica.
Semoga kalian semua menyukainya! dan selamat membaca :)
Senja mulai turun ketika aku puas berenang di kolah renang pribadiku. kau tahu, ada saat-saat ketika tidak ada yang bisa kita lakukan, sehingga kita jadi melamun, atau pada saat ini ketika aku sedang berenang sebagai rutinitas harianku, fisikku sedang bekerja, sedang sibuk, tapi mentalku tidak, itu sebabnya aku melamun.
Namaku prinsessa. Nama yang menurutku sangat norak dan agak maksa. mungkin maksud ayahku biar aku menjadi princess, putri dalam "kerajaannya". aku anak bungsu, enak kakku semuanya laki-laki. ayahku memang punya banyak istri.
aku lahir dan tinggal di metro lampung, beserta saudara-saudari tiriku semuanya tinggal dilampung. ayahku kaya sekali. Bisnisnya bergerak dibidang pengangkutan pangan. Kami dapat hidup mewah dan uang mengalir tiada henti.
aku dijodohkan dan harus menikah dengan andy chandra, anak pengusaha cina yang sukses dilampung, tiba-tiba saja aku jadi membencinya. aku bercita-cita ingin menjadi dokter, karena itu bila aku bisa memilih, aku tidak akan memilih Andy Chandra sebagai suamiku. aku tidak mau dijodohkan dan aku berencana untuk kabur ke jakarta dan kuliah disana dengan uang yang aku tabung beserta emas yang aku miliki. 
aku terbangun dari tidurku, dan aku melihat seorang laki-laki sedang membekap mulutku sehingga aku tak bisa menjerit. lalu aku menunggu. pria itu tidak memandangku, melainkan ke jendela yang terbuka. rupanya ia masuk dari situ. aku rasa dia akan memerkosaku, ternyata tidak. melainkan dia mengincar ayahku, dia mempunyai dendam atas kematian ayahnya. karena dituduh telah menyimpan heroin dalam gudang hasil bumi yang dijaganya dipabrik ayahku. ayahku membentaknya. "Hai sultan" ternyata pria itu bernama sultan. tanpa sengaja ayahku menyodongkan pistol dan kakinya terpeleset, dan peluru itu mengenai lengan sultan. dan akhirnya ayahku merawat sultan dan tinggal dirumahku, untuk menjaga harga dirinya. tak sengaja aku mendengar percakapan ayahku dan seorang asistennya dimas, mereka ingin membunuh sultan, dan entah mengapa aku merasa kasian. akhirnya aku menemuinya di kamar tamu, aku menceritakan semuanya kepada sultan dan aku memutuskan untuk kabur ke jakarta bersamanya, akhirnya dia setuju juga dengan usulanku.
malamnya aku sudah mempersiapkan segalanya, uang dan perhiasanku untuk bertahan hidup di jakarta. esoknya aku sudah siap-siap dan menitipkan 2 tasku kepada sultan dan akhirnya aku dan sultan bisa kabur juga. satu jam kemudian kami sudah berada di dalam kapal feri yang akan membawa kami ke pelabuhan Bakauheni ke merak selama perjalanan kami banyak bercerita, walaupun sultan tetap sinis dan membuang muka terhadapku.
Sultan membawakan salahsatu tasku, aku membawa tasku yang berisi uang dan emas. kami langsung menuju terminal bus dan membayar dua tiket menuju jakarta. ketika aku berbalik menghadap sultan, pemuda itu menatapku dengan bingung. tatapannya terarah pada tasku. ternyata tasku bolong, aku kaget dan melihat kebawah. aku mencari-cari bungkusan berisi emas dan uang yang kutaruh ditumpukan terbawah. dan aku lemas begitu mendapati bungkusan itu sudah tidak ada lagi!
Matahari sudah terbit ketika kami tiba di jakarta. aku terus menggerutu. gerutuan yang tiada masuk akal, akan tetapi setidaknya aku harus menggerutu untuk menghilangkan kekesalanku. Akhirnya sultan angkat bicara, dan dia mengucapkan kata "Berpisah". aku tidak bisa diam saja dengna kondisiku yang memprihatinkan. akhirnya aku memutuskan untuk pergi bersama sultan, dan meminta pertolongan pada pria yang ingin membunuh ayahku, itupun terpaksa kulakukan. setelah bercerita kepada sultan tentang tujuanku ke jakarta, akhirnya dia merasa iba kepadaku. dan sultan berencana untuk mencari pekerjaan, tetapi berbeda dengan pikiranku, aku berkata sultan agar kita mencari penginapan untuk tidur. sultanpun mengiyakannya. akhirnya kamu mencari penginapan dan kami berhasil menemukan peninapannya,
Ternyata kamar yang kami temui lebih buruk dari perkiraanku, dan sultan bersedia memilih tempat ini. dengan gontai tanganku mengulurkan uang sewanya kepada si pemilik, dengan harga 100.000 perbulan. dan aku juga membelalakkan mata, bahwa sultan memilih satu kamar untuk kamu berdua. dan dia mengaku kepada pemilik kos-kosan itu bahwa kami adalah kakak beradik. Oh my god! siapapun tak akan percaya! tidak ada kemiripan diantara kita berdua.
akhirnya aku bersedia untuk berpura-pura bahwa kami adalah kakak beradik.
Sore harinya kami makan roti di kamar pengap it, roti yang kubeli di warung depan kos. rasanya tidak aneh kalau kami tidak ingin keluar. kami masih merasa asing di jakarta, juga dengna orang-orangnya. kami juga tidak saling berbicara. kami tidak tahu apa yang harus kami bicarakan.
dia bergegas untuk mencari pekerjaan sambil membersihkan remeh roti yang menempel di pakaiannya.. walaupun pakaiannya masih sama, sultan sudah mandi. akupun sudah mandi dan bertukar pakaian.
setelah sultan pergi, aku sendirian. setelah sepuluh menit menatap dinding kamar sempit itu, rasanya aku mulai terkena "klaustrofobia". aku memutuskan keluar meskipun masih takut pada apa yang akan kutemui diluar kamarku. begitu membuka pintu, diluar terdengar ramai sekali. 
kulihat beberapa orang duduk di ruang tamu, dan ada juga yang berada di teras. aku merasa lega mengetahui yang tinggal di kos-kosan ini kebanyakan wanita. seseorang perempan cantik sedang berdandan. di pangkuannya ada alat-alat make up tanpa merek. dari situlah aku beradaptasi dengan orang-orang yang tidak sama sekali kukenal. aku memperkenalkan diri, begitu juga dengan perempuan itu bernama diana dan yang disebelahnya nancy. aku melirik, kudapatkan seorang wanita lagi. atun namanya, tampaknya ia baru pulang kerja dengan baju seragamnya. dan ada juga rini yang sedang menyusui anaknya yang masih bayi, mereka terus menanyaiku dengan sejuta pertanyaan, aku baru tahu ternyata diana dan nancy seorang pelacur, aku tahu dari atun.
atun bekerja di restoran ayam goreng tidak jauh dari tempat kos kami. atun menawarkanku pekerjaan, awalnya aku menolak. akhirnya aku menerima tawarannya demi melangsungkan hidup di jakarta. alternatif lain mendapatkan uang banyak adalah bekerja seperti diana. nancy dan rini menurut atun, ada berbagai kelas dalam menjadi wanita panggilan. diana yang lumayan cantik dan muda menduduki kelas B. nancy cantik tapi sudah agak tua. ia ada di kelas C. untuk masuk ke klub seperti diana dan nancy, rini tidak lolos karna wajahnya tidak cukup cantik. ada juga penghuni kos kami yang masuk golongan A. katrina, dia pelacur sekaligus seorang mahasiswi.
jam sepuluh malam, saat aku hampir saja pulas, pintu kamarku di ketik. aku membukanya dan kudapatkan sultan. dia membaca bungkusan hitam yang ada ditangannya. ia memberikan sebungkus plastik itu kepadaku, dia membelikanku nasi goreng. aku belajar banyak tentang menjalani hari-hari yang menyebalkan, sampai-sampai aku diajari mencuci oleh sultan. Oh my god! Betapa memalukannya aku.
Di kos-kosan, mereka percaya bahwa kami kakak beradik. Jadi tidak ada yang tahu bahwa itu adalah penyamaran. semenjak sultan mengenal katrina, ia lebih sering bersamanya.
aku dan sultan bekerja di restoran yang sama, hanya saja aku mengambil shift pagi sampai sore dan sultan mengambil shift malam. di restoran ada seseorang yang menyukaiku, ia anak bosku, yakub. tetapi aku menganggap yakub sebagai sahabatku, kenapa? karena aku menyukai sultan.
aku menyusuri jalanan sepulang kerja, aku membeli koran, dan aku melihat dikoran itu ada gambar foto ayahku dan di beritakan telah bunuh diri dan mati di penjara. aku menangis sejadinya di tengah jalan, aku merasakan ada mobil menuju kearahku aku terlempar dan gelap.
aku membuka mata, ternyata aku ada di rumah sakit, aku melihat di belakang atun ada ibuku dan kakak ipar perempuanku. mereka menjemputku untuk pulang. akhirnya aku pulang ke tahan kelahiranku, lampung. 
setiba dirumah, aku melamun dikamarku. sudah setengah tahun aku berada di lampung. dan semenjak itu juga sultan tidak mengabarkanku dan mencariku.
keesokan harinya aku dijodohkan oleh ibuku dengan anak saraswati, pemilik garmen terbesar di metro. tibalah saatnya aku bertemu saraswati, dan aku merencanakan untuk kabur, akhirnya aku bisa kabur juga dengan menggunakan selimut yang dililitkan di lantai atas.
aku merasa aku akan jatuh ke tanah akan tetapi di luar dugaanku aku malah jatuh dengan mulus di tempat pendaratan yang empuk. aku terpana melihat sultan yang menggendongku dalam pelukannya. aku marah dan benci, tetapi aku juga ingin sekali memeluknya.
ternyata sultan adalah anak saraswati yang akan dinikahkan denganku. aku merasa ini adalah mimpi, aku akan menikah dengan sultan. sultan ternyata mencintaiku dan aku juga mencintainya.
akhirnya kami menikah, dihari pernikahanu ada diana, nancy dan atun. mereka datang untuk mengucapkan selamat kepadaku. tetapi katrina tidak datang. tapi aku turut senang mendengar ia berhasil membuka toko kerajinan tangan di pontianak.
sayangnya aku tidak bisa menghadiri pernikahan yakub tahun lalu, ketika ia mengirimkan undangan kepada kami.
sudah lima tahun berlalu, aku mempunya anak laki-laki. ia bernama Raja umurnya 4 tahun. dan saat ini aku sedang mengandung lagi. dan tak disangka aku akan melahirkan dua anak kembar sekaligus. aku mengelus perutku lagi dan merasakan bayiku bergerak. satu sisi hatiku bergerak juga, membisikkan kata cinta untuk anakku yang belum lahir. Buah cinta aku dan sultan.

Suhenah

Subscribe Subscribe