Bagai sang pelangi.
Mengindahkan hidup, yang selalu dihujani.
Bagai cahaya mentari.
Menerangkan hati, yang selalu digelapi.
Namun, mengapa sang pelangi tak abadi?
Datang, lalu “kan pergi”
Mengapa cahaya itu pun berganti?
Menjadikan hati ini gelap gulita lagi.
Aku bagai selembar kertas lusuh
Yang berarti jika ada cahaya mentari
Menyinari dengan sinarnya yang sepuh
Untuk mengambarkan pelangi.
Sayang...
Ia tidak menyinariku dengan cahayanya.
Tidak juga mengindahkanku dengan pelanginya
Mengapa???
Karna aku,
Si kertas llusuh
Yang tersembunyi dibalik jutaan kertas baru
Dan tak takn terlihat olehmu
Tapi, apa kau tau???
Bahkan mengagumimu disini saja, sudah manis rasanya.
Tak terbayng, jika kau menemaniku juga.
Seakan membiarkanku bermain diatas pelangi...
Membahagiakan perasaanmu yang telah rapuh
By: sinta lestari wahyuni