Seruling Tak Berkesudahan


;“ Apa hilang! “ mereka serentak berteriak. “ Iya, akupun khawatir karna di dalam kotak itu terdapateahasia penting dari semua penemuanku “ ucap Prof.Marka dengan wajah yang kusut. “ Apa ini ada hubungannya dengan Prof.Marta?” Tanya venus “ Aku pun berfikir begitu karna Prof. Marta selalu menjadi orang yang pertama mengetahui penemuanmu.” Timpal awan “ tetapi tidak ada seorang pun yang bisa membuka lampian itu kecuali aku” jawab Prof.Marka. “ lampion “ ucap bintang dengan dahi berkerut “ iya lampion itu menyala otomatis, jika lampion itu berada di dalam keadaan gelap atau berdampingan dengan cahaya lain maka lampion itu akan menyala dan terlihat bayangan satu lotak dari lampion itu.” Jelas Prof.Marka. bintang berkeliling laboratorium Prof.Marka yang besarnya seperti lapangan basket. Banyak terdapat alat-alat seperti, cairan serta bubuk-bubuk aneh di dalamnya. “ kapan Prof menyadari hilangnya lampu itu?” tanya awan “ Pagi, sepertinya pencurinya mengambil lampion itu ketika aku tertidur. Lampion itu persis di tiang lampu itu” tunjuk Prof.Marka ke tiang yang tinggi hanya sebahu orang dewasa.” Di saat liburan seperti masih saja ada sesuatu yang di selidiki.” Celetuk guntur Awan, Venus, Guntur dan bintang memang sedang menikmati masa liburan mereka di desa pedaleman. Mereka tertaik tentang sebuah penemuan Prof.Marka. Tidak sengaja awan menginjak sehelai kertas ketika maatanya menjelajahi tulisan itu wajahnya tersenyum. Bintang langsung menhampiri Prof.Marka. Malam harinya “ Hati-hati anak-anak, aku tidak terlalu mengharap kan kalian bisa menumukan lampu itu aku lebinh mengharapkan kalian kembali dengan selamat. Hutan disin sangat lebat juga banyak jurang terjal dan tak sedikit hewan hutan,” jelas profesor Marka panjang lebar mereka mencerna semua penjelasan profesor Marka “ Dan satu lagijika yang dimaksud seruling itu orang yang berseruling kalian akan menemukan seorang laki-laki yang selalu memaikan seruling dia tinggal di hitan yang sangat lebat dan dia sangat suka bermain teka teki, berhati-hatilah Awan aku yakin kamu akan tepat menemukan laki-laki itu karna navigasimu kuat,” mereka bersiap-siap “pergirah kearah utra,” Diperjalanan “Apa kita akan menemukan lampu itu?” tanya guntur di sela-sela perjalanan, mereka telah melewat hutan sejak 3 jam yang lalu “ Sepertinya kita harus istirahat perhitungan ku besok ketika matahari akan tenggelam kita akan sampai kepada seruling itu,” jelas bintang, mereka pun mendirikan tenda yang telah disiapkan profesor Marka,mereka berjaga secara bergilir. Venus Venus berjaga pertama” Apa benar seruling takberkesudahan itu orang yang memainkan seruling?” gumamnya sambil melemparkan kayu agar api ungun tetap menyala. Pagi Awan membangunkan mereka karena Awan jaga terakhir, tanpa dibangunkan dua kali mereka bangun dan bergegas melanjutkan perjalanan, tanah yang mereka pinjak sangat licin dan dikanan mereka terlihat jurang yang dalam “ Oh, ayolah berapa jauh lagi kita akan menemukan musik itu?” gerutu Guntur “ apa maksud kamu?” tanya Bintang “ yeah, prof. Marka bilang orang yang suka bermain seruling kan?” jawab guntur Glutuk.....glutuk....” Aduh cacing-cacing di perutku sudah menggeliat-geliat,” adu guntur, Awan menghembuskan nafas keras “ Ok, kita akan makan, karena memang kita belum sarapan tadi,” Awan yang dari tadi berjalan menghadap kedepa nengok kebelakang “ Mana Venus?” “ Dia selalu di belakangku” Guntur menoleh. Betapa terkejutnya dia tidak mendapati venus. “ Aaaarrggtthh” Guntur langsung mendekati sumber suara, ternyata Venus Jatuh kedalam jurang, tetapi tangan venus masih menggantung satu memegang batu “ Aku tidak kuat lagi,” rintih Venus, dengan sigap Awan meraih tangan venus dengan sekuat tenaga, Awan menariknya nya tetapi tanahnya sangat licin Awan hampirakan terjatuh juga tetapi Guntur langsung menariknya selama beberapa detik mereka berusaha menarik Venus dan Venus berhasil keluar. “ Fiuuhh,” hembusan Guntur sambilmenyeka dahinya. “ Apa yang terjadi denganmu tadi?” tanya bintang “ Aku ingin membetulkan tali sepatuku tadi tapi tanahnya sangat licin aku terjatuh ku kira aku bisa bandanku untuk naik lagi tapi ternyata tidak,” jawab Venus ternganh-engah Sampai di utara “ apa kau mendengar suara seruling?” tanya Bintang sambil tetap mempertajam pandandanganya “ Iya aku mendengernya” jawab Venus . Suara itu berasal dari gubuk kecil yang sudah reot, mereka menghampiri gubuk itu “ Awas..” teriak guntur sekelabat burung hendsk mencengkram bahu Awan burung itu terus terbang di atas kepala mereka. Mereka berlarian “ Auakhh” jerit bintang, cakar burung itu tepat mengenai bahu bintang, Venus langsung melemparkan obor yang di pegangnya kepada burung itu, kemudian burung-burung itu terbsng kucar kacir, darah segar keluar dari baru bintang. Awan membalut luka Bintang gengan daun-daun stritas. Di gubuk “ Apa yang kalian punya ? uang emas?” tanya spontan laki-laki yang usia nya kira-kira 70 tahun sambil mengcungkan serulingnya “ Ehh, kami tidak itu semua” kikuk awan “ kalau begitu kalian harus menjawab teka teki ku jika kalian ingin menanyakan sesuatu kepadaku, jika kalian tidakbisa menjawabnya kalian harus jadi budak ku” ucap lelaki itu dambil tersemnyum licik. Mereka ketakutan siapa yang pandan main teka teki di antara meka, dengan santai guntur maju “ silahkan duduk!” laki-laki itu mempersilahkan “ Sebaiknya kalian bersiap-siap menrima dan melayaniku HA...HA..HA....” laki-laki itu terwan,beberapa menit lelaki itu berpikir “ semakin banyak kamu mendapatnyan semakin kamu tidak bisa melihat, apa yang aku maksud?” lelaki itu tersenyum lagi, Guntur brpikir keras selma beberapa menit hening “ Aku rasa ini hanya jebakan” ucap Venus, 1 jam berlalu Guntur masih berpikir “ jawabanya adalah kegelapan” ucapnya mantap. Wajah lelaki itu langsung terkejut “ bagaimana kau tahu? Dulu banyak sekali orang yang berkumpul disini untuk mendengar bunyi serulingku dan menjawb teka teki ku tetepi sekarang tidak lagi karena burung-burung itu” cerita lelaki itu “ tetapi itu tidak cukup!” ucapnya sambil mengelurkan kotak “ apa yang ada di dalam kotak itu” teka teki selanjunya “hey, kau ini menjebak? Mana ku tau apa isi di kotak itu” cecar guntur. Lagi-lagi lelaki itu tersenyum licik “ apa aku boleh menjawab” tanya Bintang “ siapapun boleh menjawab,” jawab lelaki itu, Bintang mengambil nafas “ kotak itu kosong,” lelaki itu langsung belalakan matanya “ kau bergurau?” ejek lelaki itu. “ kotak itu mewakili orang-orang dahulu yang sering berkumpul disini tetapi karna burung itu tempat ini jadi kosong dan menyisatkanmu disini” kalimat itu meluncul mantap dari mulut Bitang ,sontak lelaki itu langsung menangis dan kemudian tertawa membuat mereka bingung “ kalian sangat cerdas nak, apa yang ingin kalian tanyakan?” ucap lelaki itu “ apa kau melihat lampion?” tanya bintang cepat “Lapion? Aku hanya memakai obor untuk alat penerangku nanti” jelas lelaki itu, terliht jelas kekecewaan dari wajah mereka “ apa yang sebenarnya kalian cari?” tanya lelaki itu, kemudian Awan menjelaskan kejadiannya “ bukanya prof. Marta dan prof. Morto itu saudara kandung?” tanya lelaki itu kemudian merka menjawab denga megangguk “ ok, kamiharus bergegas semoga saja prof. Marta tidak kecewa” kemudian mereka bersiap pulam “sampaikan salamlu kepada prof. Morta dan aku sarankan kalian pulang melwati air terjung karna mungkin kalian akan menemukan sesuatu, mungkin,” “terimakasih, kami pamit dulu” Di perjalanan “ apa mungkin air terjun ini yang di maksud lelaki tua itu” tanya guntur “ aku rasa iya” jawab Venus sambil mendirikan tenda “lalu apa yang dimaksud kita akan mendapatkansesuatu ?” tanya guntur lagi “ Ayolah gun, pak tua itu berkata(mungkin) dan lihat di sekitar sini banyak buah-buahan ,air terjun ini airnya sangat jernih ,dan tempatnya sangat strategis untuk mendirikan tenda mungkin ini yang dia sebut kita akan menemukan sesuatu” jelas awan, besok malam adalah waktu terakhir mereka untuk menemukan lampion itu setelah seharian penuh mereka mencari badan mereka terasa remuk, malam ini Awan berjaga pertama, sebelumnya bintang memaksa ingin berjaga pertama tetapi, karna bintang sempat tercakar burung tadi Awan,Guntur dan Venus melarangnya. Awan “ seruling takberkesudahan?” gumam awan terdengar lolongan serigala dari kejauhan, Awan menatap langin malam ini bulan sempurna “ hutan ini gelap jika lampion itu maka otomatis dia akan menyala” gumam Awan selama 3 jam dia berjaga,Awan ingin membangunkan Venus untuk bergantian berjaga tapi, bintang bangun dan memaksa berjaga kemudian Awan menuruti. Bintang “ seruling takberkesudahan?” gumam Bintang sambil sesekali melempar kayu kedalam api “ Lampion itu menyala jika gelap itu memang biasa tapi prof. Marta tidak akan asal meletkan lampion itu, lampion itu menyala jika berdampingan dengan cahaya lain, cahaya lain seperti lilin atau fosfor, tunggu fosfor itu bisa mengeluarkan cahaya dan fosfor bisa mendampingin lampion itu menyala” Bintang memutar otaknya lalu tatapanya bertumpuk pada air terjun “ ok, kau bisa beristirahat bintang!” suara guntur mengagetkan bintang” Guntur “ seruling takberkesudahan?” gumam guntur “ mungkin yang dimaksud adalah kaset suara seruling yang selalu dimputar” ucap guntur seraya bertanya. Guntur berjaga sampai matahari terbit kemudian masuk tenda untuk membangunkan Venus “ Venus ayolah giliran kau berjaga” kata Guntur sambil berusa membangunkan Venus Venus “ seruling takberkesudahan?” gumam Venus “ah sudah siang begini lampion itu tidak akan menyala” Venus menghembuskan nafas keras, ketika matahari semakin tinggi Venus membangunkan teman-temannya. “ kita gagal” ucap Awan pelan “Tidak” jergah bintang “Apa maksudmu?” tanya awan “seruling takberkesudahan itu adalah air terjun ini” jelas Bintang yakin “ Air terjin ini terus mengeluarkan debum air berirama seperti musik terus menerus” tambah Venus sambil tersenyum “ jika memang benar dimana lampion itu?” tanya guntur “ Di belakang air terjun itu” tunjuk bintang “ apa kau yakin?” timpal guntur “ Semalam aku memperhatikan air terjun itu mengeluarkan cahaya” jelas Bintang “ mungkin itu hanya fosfor” sanggah Awan “ apa kau ingat bahwa lampion itu akan menyala jika ada cahaya lain yang mendampingi, fosfor itu menyala secara alami dan aku melihat cahaya yang tidak biasa seperti lampu yang di sengaja” jelas Bintang panjang lebar. Mereka berjalan mendekati belakang air terjun dan mata mereka bertepuk pada LAMPION Di rumah prof. Marka Kami menemukan lampion ini di bawah seruling takberkesudahan. {misi selesai}
Subscribe Subscribe