Bermain Tinta Qolami

Jangankan para santri, tempe kurang garam di pondok ini pun tahu pasti apa arti dari Qolami, benda panjang, kecil dan ramping yang berisi tinta hitam. Walupun begitu Qolami memiliki nilai kecerdasan untuk menumpahkan tintannya ke atas kertas dan menghasilkan tulisan-tulisan indah. Atau mungkin sebaggian dari kalian beranggapan bahwa  Qolami hanya sekedar alat tulis yang mengehasilkan coret-coretan tidak jelas di buku latihan kalian, mungkin. Atau coret-coretan yang kalian dapati  dari mulut-mulut guru kalian ketika kalian mendengarnya lalu-lalu meringkasnya, mungkin.

Qolami yang berarti pulpen saya, milik saya, milik anda, milik kalian, milik kita, karena Qolam ini milik kalian. Jadi terjanglah Qolam coretlah kertas-kertas kalian dengan tinta Qolam, coretlah sesuka hati, tak peduli bagaimana pun hasilnya, tak peduli mau jadi apa tulisan kalian di mata para pembaca. Mungkin ketika kalian berusaha menulis kata-kata Romantis yang kalia anggapan puisi, lalu orang lain membacanya dan mereka menyimpulkan bahwa itu bukanlah puisi melainkan perindah. Jangan kalian biarkan orang lain menggelapkan fikiran kalian. Perhatikan ini! Pegang erat-erat kembali Qolam kalian lalu kembalilah menulis

Lalu kapan kata bermainnya? Disini saya ada beberapa permainan tentang Qolam. Yang pertama adalah menolong Qolam , tolonglah Qolam agar bisa berdiri dan berada di sela jari-jari kita. Yang kedua adalah memukul Qolam bukan berarti di pukul-pukul di banting kesana kesini. Maksudnya gerakan Qolam di atas kertas-kertas kosong, setelah itu di pukul maka Qolam akan terbuka, ia akan mengeluarkan tinta-tinta dan membuat beberapa garis setelah apa yang sedang berjalan di pikiran kita. Laulu Qolam akn menuangkan imajinasi-imajinasi yang sejalan. Selanjutnya setelah Qolam paha maka Qolam akan menjadi baik, maksudnya Qolam dan tangan kita akan berkolabolarasi dan menghasilkan karya-karya indah, setelah menjadi baik yag terbaik adalah Qolamakan di hitung. Maksudnya tulisan karya kita akan dinilai oleh orang apakah itu tulisan atau hanya coret-coretan Rapih tak berarti.

Orang biasa seperti kita memang sudah tahu betul bahwa menulis itu memang sulit bahkan lebih sulit daripada mengerjakan soal matematika. Tidak ada yang bisa membenarka Rumus menulis yang baik selain membaca. buku apa yang di baca? Terserah kalian! tak apa kalian menbaca  lembab akibat tertimpa hujan. Jika kita tak suka baca bagaimana? Jika kalian ingi bisa menulis dengan baik mustahil ada pertanyaan seperti itu. Baca! Lalu pahamin sampai seseorang yang bodoh membawa buku, bisa baca saja tidak. Apalagi memahaminya.  Mungkin saja ia tak tahu apa yang ia bawa. Buku atau makanan. Mungkin setelah itu ia memakannya lalu bertambah bodoh dengan perut kenyang akan kertas-kertas itu.

Selalu bersandar pada Qolam yag terbesit di pikiran adalah bagaimana kami bisa mengembangkan mempertahankan Qolam ini, sebenarnya ini baru awal Qolam kami. Saya takut nantinya Qolam yang susah payah kami tegakan.  Roboh  begitu saja hanya saja kami tidak memiliki kualitas yang baik. Kami ini hanya tunas yang butuh siraman agar tetap tumbuh, kami butuh bimbingan para Ustad siang malam. Kami butuh pasak untuk menyangga tiang Qolam kami.

Subscribe Subscribe